Mandau.
Mandau berasal dari asal kata "MAn-Da-U" merupakan nama seseorang yang datang ke pulau kalimantan yaitu dari suku kuno china "Namman" atau Barbar Selatan. Man Da U adalah nama seseorang yang pertama membuat bentuk senjata pedang yang menyerupai bentuk bilah pedang/parang mandau saat ini. Mandau adalah senjata tajam sejenis parang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk salah satu senjata tradisional Indonesia.
Mandau di Kehidupan Orang Dayak.
Bagi orang Dayak, membawa mandau kemana-mana adalah hal biasa, tidak perlu dirisaukan. Jadi anda jangan kaget jika ada orang dayak kemana-mana bawa mandau karena ini sudah menjadi kebiasaan untuk membawa mandau kemanapun pergi akan tetapi jika anda di kota maka anda akan jarang menemukan hal seperti ini. Bagi orang dayak mencabut mandau itu tidak boleh sembarangan, ada aturannya. Mandau tidak boleh digunakan untuk mengancam orang lain, jika itu terjadi maka akan mendapatkan sangsi dari hukum adat yang berlaku. Mandau hanya akan dicabut keluar dari sarungnya jika dalam kondisi sangat terdesak untuk mempertahankan diri, dan MITOS yang berkembang, seperti cerita dari nenek moyang saya turun temurun mengatakan bahwa kononnya setiap mandau keluar dari sarungnya, pasti akan ada korban. Oleh karena itu, orang dayak tidak boleh dengan sembarangan menggunakan mandau , telebih untuk mengancam orang lain.
Mandau terbang Nyata atau Mitos ?
Saya tidak pernah secara langsung melihat sebuah mandau terbang, namun bedasarkan cerita dari keluarga saya yang merupakan dayak asli mengatakan mandau terbang hanya bisa dilakukan oleh para tetua suku yang telah memiliki kekuatan dan kesaktian yang tinggi yang telah di beri tanggung jawab untuk melindungi keluargnya ( semua orang dayak adalah keluarga). Mandau terbang hanya akan bisa di lakukan dengan melakukan sebuah ritual, di mana mandau akan mencari sasarannya dan di pastikan mandau akan terbang mencari sasarannya dan tidak akan pernah salah sasaran karena.
Namun ada versi lain tentang mandau terbang ini, konon ceritanya bahwa mandau terbang digerakan oleh pangkalima burung di mana para tetua melakukan ritual untuk pemanggilan pangkalima burung ini untuk menerbangkan mandau secara gaib dan akan mencari sasarannya berdasarkan bau darah dan dapat menebas apapun tanpa rasa kasihan berdasarkan darah yang di cari. Mengerikan, itulah kesan yang dapat saya gambarkan walaupun sebenarnya saya orang dayak namun saya tidak menyukai hal-hal ayng seperti ini. Namun yang pasti ritual Mandau terbang hanya akan dilakukan jika dalam kondisi yang sangat darurat demi menpertahankan hidup keluarganya (suku dayak).
Kita Satu Bangsa
Memang sedikit menakutan dan mengerikan yang membuat merinding ketika mendengar mandau terbang yang dapat menebas apapun yang telah di perintahkan, terlebih mandau terbang kononnya pernah terjadi Indonesia sehingga saya secara pribadi percaya bahwa mandau terbang bukanlah mitos. Namun percaya atau tidak , nyata atau mitos semua kembali kepada pribadi masing-masing bagaiamana menanggapi tentang mandau terbang ini. Tapi saya sebagai bangsa indonesia selalu menegaskan bahwa kita adalah satu bangsa, jangan biarkan pertikaian-pertikaian yang ada mengganggu setiap keharmonisan keberagaman suku di Indonesia. Jaga perkataan, jaga sikap dan hargai setiap perbedaan agar terjadi seuatu toleransi antar suku yang ada.
Kesimpulan
Yang dapat saya simpulkan adalah walau mandau terbang tergolong sesuatu yang menakutkan dalam suku kami , suku dayak, namun percayalah kepada Tuhan, karena kekuatan yang sebenarnya adalah berasal dari Tuhan , sekuat apapun senjata yang di miliki setiap suku di Indonesia , dan salah satunya adalah suku dayak, namun tidak ada yang bisa menandingi kekuatan dan kekuasaan Tuhan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar